Kab.Sumedang Qjabar-Saat itu kami sedang menikmati libur akhir tahun bersama keluarga dipantai Garut selatan, dan itu tanah kelahiranku. Tak lama gempa mengguncang Sumedang dan saya dapat info dari teman di sumedang bahwa dampak dari gempa tersebut merobohkan banyak rumah warga, termasuk pasien di RSUD Sumedang di evakuasi keluar ruangan karena sebagian ruangan ada yang rusak dan hawatir roboh.

Sebagai seorang relawan kemanusiaan yang sudah sejak 2011 terjun ke berbagai daerah bencana seperti banjir bandang garut, gempa lombok, gempa cianjur dan lain sebagainya, jiwa kami terpanggil untuk bergegas membantu para korban gempa di Sumedang. Senin pagi berangkat menuju Bandung nyetir sendiri dan sampai di kota Bandung malam hari, baru saja berbaring melepas lelah, terjadi gempa susulan di Sumedang dan guncangan sangat terasa ke Bandung. Saat itu juga saya dapat telepon dari Mas andi BMH Pusat untuk bisa melalukan assesment ke Sumendang untuk mendapatkan informasi secara lengkap, pagi harinya kami langsung mempersiapkan kebutuhan dilapangan termasuk logistik untuk para korban gempa.

Sebetulnya kondisi fisik saya sangat lelah dan gantuk berat karena baru saja melakukan perjalan jauh nyetir sendiri dan kurang tidur, dan ternyata di kantor yang bisa nyetir sedang tidak masuk karena ada urusan keluarga, sehingga tidak ada pilihan lain saya yang harus bawa mobil sendiri meskipun sangat lelah. Setelah sampai di sumedang sempat mutar-mutar cari info lokasi terdampak gempa karena teman saya yg orang sumedang tidak bisa dihubungi padalah sebelumnya sudah janjian disuatu tempat untuk menganjar ke lokasi terdampak.

Setalah itu kami putuskan untuk menuju ke Area RSUD Sumedang untuk mendapatkan informasi dari BNPB, disana mereka sedang sibuk koordinasi namun alhamdulillah ada petugas jaga diluar tenda yang bisa diminta infomasi. Dari informasi yang kami dapat, dampak gempa tersebar dibeberapa titik dan tentu kami tidak bisa menemui secara keseluruhan karena keterbatasan waktu dan SDM sehingga kami menutuskan untuk assesment ke 2 lokasi.

lokasi pertama di babakan hurip Sumedang utara, namun kerusakan bangunannya tergolong sedang, lokasi kedua di Cipameungpeuk Sumedang Selatan dan daerah ini yang justru paling parah kerusakannya. Dan kami putuskan bantuan logistik diberikan di lokasi ini melalui posko jabar bergerak yang dulu di inisiasi oleh ridwan kamil.

Saat masuk ke rumah- rumah warga yang hancur, saya ditemani oleh Riyanto salah satu polisi di daerah tersebut, karena lokasi yang cukup berbahaya kami tidak di ijinkan masuk tanpa pendampingan. Benar saja kondisi rumahnya banyak yang roboh dan tembok banyak yang miring dan retak, andaikan saat ini gempa yang cukup besar terjadi Lagi, bisa dipastikan bangunan-bangunan terebut akan ambruk.

Sobar baju biru yang berusia 65 tahun, salah satu warga yang ikut mendampingi dan termasuk rumahnya yang hancur. Matanya berkaca-kaca saat berbincang dengan kami dan menunjukan rumahnya yang hancur. Harapan dia ingin menikmati masa tuanya dengan bersantai, minum teh hangat sambil gendong cucu di kursi teras depan rumahnya, namun takdir berkata lain, Allah berikan ujian kepada Sobar dengan adanya Gempa bumi yang menghancurkan rumahnya.

Selain Sobar masih banyak warga yang mengalami ujian yang sama, dimana tercatat ada 120 KK yang terdampak akibat gempa tersebut, tercatat ada 13 unit rumah rusak berat dan 107 rumah rusak ringan di Kampung Lingkungan Cipameungpeuk,RT 001 RW 003 Kelurahan Cipameungpeuk Kec. Sumedang Selatan Kabulaten Sumedang, Jawa Barat.

 

 

Reporter : Juhana

 

 

 

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *