Kab.Bandung Qjabar – Bertempat di Trans Luxury Hotel Bandung, Sabtu kemarin, 8 Juni 2024, DPW Partai NasDem mendeklarasikan Putra Sulung Presiden ke-3 RI, Ilham Akbar Habibie sebagai Calon Gubernur Jawa Barat periode 2024-2029.

Acara tersebut dikatakan Ketua Fraksi NasDem DPRD Kabupaten Bandung, Toni Permana, dihadiri langsung oleh pimpinan NasDem tiap Kota/Kabupaten se-Jawa Barat. Dan menyatakan sepakat untuk mendukung penuh Ilham Habibie, yang mana kejadirannya bisa menjadi warna baru bagi dunia politik khususnya di tanah Parahyangan atau Pasundan.

Perlu juga diketahui, Toni menambahkan, Ilham yang lahir di Aachen Jerman, termasuk dalam pendidikannya itu, merupakan pilihan DPP Partai NasDem dengan menugaskannya sebagai Calon Gubernur Jawa Barat dan diapresiasi Ketua DPD NasDem Kabupaten Bandung, H. Agus Yasmin.

“Hadirnya Pak Ilham Habibie yang ditunjuk Pusat
merupakan bentuk tanggung jawab partai dalam memberikan ruang kepada cendekia untuk menguatkan pembangunan di Jawa Barat,” katatanya diruangannya, Senin 10 Juni 2024.

Toni menuturkan, bahwa Kang AY berpendapat, melalui pendekatan ilmu/sains yang dimiliki oleh Ilham Habibie, tentu Jawa barat bisa segera sejajar dengan provinsi lainnya bahkan dimungkinkan bisa menjadi paling maju dan terdepan hingga ke tingkat Nasional.

“Ilham mumpuni dari segi pemahaman kewilayahan, kapabilitas secara ilmu dan finansial, dalam  kompetisi yang akan di ikuti dalam Pilgub Jabar serentak mendatang,” tegas Kang AY waktu itu.

Kang AY menyebutkan, penempatan Calon Gubernur/Wakil Gubernur tidak semata ditentukan oleh figur personal, tetapi peran ketua partai yang dinahkodai Saan Mustopa bisa menjadi penentuan lolos atau tidaknya, karena NasDem memerlukan koalisi dengan partai lain.

Namun Kang AY merasa yakin dengan pola kepemimpinan Kang Saan yang komunikatif dengan partai lain, tentu hal ini memungkinkan jika Ilham Habibie bisa didaftarkan di KPUD jabar menjadi kandidat calon Gubernur/Wakil Gubernur Jabar periode 2024-2029. Ini akan menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan NasDem di Jawa Barat,” ucap Kang AY.

Ketika ditanyakan dengan lebih banyaknya pemilih muda untuk saat kepada Toni Permana, ia mengakui pemilih muda itu sangat cerdas dan lebih faham dengan politik secara signifikan. Begitu juga dengan figur-figur calon pemimpinnya nanti.

Toni mengakui, pengalaman pemula itu sangat luar biasa. Ada pun ketika menuaikan kewajibannya dan tidak dilaksannakan, itu bukan penolakan melainkan sikap politik. Dan itu bukan sebuah pelanggaran.

“Harapan saya mah, mereka para pemilih pemula bisa menunaikan haknya dengan memilih calon pemimpin,” ungkap Toni.

Tentunya jika para generasi milenial tidak memilih, itu memang ada alasannya. Mengingat berbagai informasi dapat mudah diperoleh melalui gadget, medsos, atau media lainnya. Kemudahan itu jelas mempengaruhi psikologis pemilih sehingga muncul sikap politik tadi.***

Reporter : Yun.s

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *