Wakil Ketua LPTQ Optimistis Kabupaten Bandung Raih Medali Emas Cabang Fahmil Quran

KAB BANDUNG Qjabar – Perasaan haru dan bangga tak bisa disembunyikan dari raut wajah Ustadz Abdul Rouf, Wakil Ketua LPTQ Kabupaten Bandung.

Wajahnya tampak berkaca-kaca namun dihiasi senyum semringah usai menyaksikan langsung perjuangan tim Fahmil Quran putri Kabupaten Bandung dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) XXXIX Tingkat Provinsi Jawa Barat di Gedung Moh Toha, Kabupaten Bandung, Kamis (19/6/2025).

“Melihat penampilan tim Fahmil Quran kategori remaja putri Kabupaten Bandung tadi yang sangat luar biasa, saya optimistis mereka akan meraih medali emas,” ujar Rouf saat ditemui di Gedung Moh Toha, Komplek Pemkab Bandung.

Tim Fahmil Quran Kabupaten Bandung dengan komposisi Revi Najmah NF, Imtiyaz Kanza Alwafa, dan Alya Zidni Qurrota’aini Muttaqin ini tampil luar biasa dan nyaris sempurna pada babak semifinal cabang Fahmil Quran.

Ketiga mojang cantik Kabupaten Bandung itu tampil tenang, percaya diri, dan berhasil menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan dewan juri dengan sangat meyakinkan.

“Alhamdulillah, anak-anak tampil sangat luar biasa. Bukan hanya menjawab soal dengan benar, tapi mereka juga menunjukkan kedalaman pemahaman terhadap isi kandungan Al-Qur’an. Ini yang sangat membanggakan,” ujar Rouf penuh kebanggaan.

Tim Fahmil Quran Kabupaten Bandung kini lolos ke babak final yang akan dilaksanakan pada Jumat (19/6/2025) besok. Menurut Rouf, pencapaian ini bukan hanya hasil latihan teknis, tetapi juga hasil dari pembinaan ruhani, kedisiplinan, dan kerjasama semua pihak.

“Kami berharap apa yang telah dipersembahkan oleh anak-anak ini, dari babak penyisihan sampai semifinal, mendapat ridho dari Allah SWT,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rouf mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berdoa dan mendukung perjuangan para peserta asal Kabupaten Bandung.

Ia mengajak masyarakat Kabupaten Bandung untuk berbondong-bondong menyaksikan dan memberikan dukungan untuk kafilah tuan rumah Kabupaten Bandung.

“Mohon doa dari Pemerintah Kabupaten Bandung, para kiyai, para asatidz, dan seluruh masyarakat. Semoga Allah SWT memudahkan langkah mereka di babak final, memberikan kelancaran, keberkahan, serta mengantarkan mereka meraih juara di cabang Fahm Al-Qur’an,” katanya.

Lebih jelasnya Rouf menerangkan bahwa cabang Fahm Al-Qur’an sendiri merupakan salah satu cabang yang menuntut pemahaman mendalam, bukan hanya hafalan. Peserta harus mampu menjawab soal-soal yang berkaitan dengan isi, makna, tafsir, hingga penerapan nilai-nilai Al-Qur’an dalamnya kehidupan sehari-hari.

“Prestasi ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bandung tidak hanya unggul dalam segi tilawah dan tartil, tetapi juga dalam aspek pemahaman, yang menjadi esensi utama dari membaca Al-Qur’an secara kaffah,” pungkas Rouf.

 

 

 

 

Reporter : Yun. S

 

 

 

 

Berikan Klarifikasi, Kang DS Ajak Masyarakat Tidak Mudah Tergiring Opini Pemberitaan

KAB BANDUNG  Qjabar – Bupati Bandung Dadang Supriatna memberikan klarifikasi terkait pemberitaan di segelintir media yang memuat pernyataan tidak utuh sehingga menimbulkan salah persepsi dan menggiring opini publik yang tidak sesuai fakta.

Kang DS, sapaan akrab Bupati Bandung menyatakan dirinya merasa perlu menyampaikan klarifikasi atas isu dan fitnah yang sedang beredar luas terkait pernyataannya mengenai usulan program Magrib Mengaji.

“Perlu saya tegaskan bahwa saya tidak menolak program pembinaan pelajar bermasalah di barak militer sebagaimana digagas oleh Gubernur Jawa Barat, KDM. Bahkan, kami di Kabupaten Bandung telah menyiapkan Barak Militer di Yonif 330 Nagreg sebagai bentuk kesiapan jika langkah tersebut diperlukan,” ujar Kang DS dalam pernyataan resminya.

Namun, ia menyayangkan ada oknum wartawan yang memelintir pernyataannya dengan memotong atau menyampaikan secara tidak utuh dalam menyampaikan pernyataannya terkait usulan program Magrib Mengaji.

“Yang saya sampaikan adalah bahwa program Magrib Mengaji dapat menjadi alternatif terlebih dahulu, sebagai bagian dari upaya pembinaan karakter anak-anak dan pelajar yang dinilai nakal atau bermasalah,” jelasnya.

“Kita berharap, sebelum sampai pada tahap pengiriman ke barak, anak-anak ini dapat dibina melalui pendekatan nilai-nilai keagamaan dan kedekatan sosial,” tambah Kang DS.

Menurutnya, perlu kita sadari mengaji juga menjadikan anak tidak tahu menjadi tahu, tidak tahu do’a shalat menjadi tahu, dari yang asalnya keras hati menjadi lembut hati, dari nakal menjadi baik. Program ini menggunakan pendekatan agama dan binaan guru ngaji.

Dimasukkan ke barak militer juga bagus karena mendidik anak disiplin, pembentukan karakter, dan lain sebagainya yang mungkin lebih komprehensif di banding mengaji. Akan tetapi tidak akan selamanya anak berada di barak militer.

“Artinya pemda sebagai kepanjangan tangan dari provinsi siap berkolaborasi, karena mencerdaskan kehidupan bangsa baik itu spiritual, emosional, moral, kognisi, tidak bisa oleh perseorangan. Karena menjaga generasi selanjutnya adalah tugas bersama, apalagi guru dan orangtua anak,” tuturnya.

Selain itu, kata Kang DS, memang program Magrib Mengaji sudah ada sejak dulu. Namun, perlu kita ketahui bahwa ada beberapa anak yang susah ngaji di mesjid terdekat.

“Artinya, pemerintah akan mendorong secara regulasi agar anak bisa rajin mengaji. Seperti penilaian non kognisi di lingkungan rumah atau keluarga. Jadi pemerintah daerah akan meminta bantuan orang tua untuk bersama mengontrol anak-anak,” jelas Kang DS.

Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung itu menambahkan situasi di Kabupaten Bandung sendiri saat ini masih relatif kondusif dan tidak terjadi tawuran pelajar seperti di daerah lain.

Bahkan sejak tiga tahun lalu, lanjut Kang DS, Pemkab Bandung telah melakukan berbagai langkah konkret untuk membentuk karakter generasi muda. Salah satunya melalui program tiga Muatan Lokal yang telah diterapkan di TK, SD, dan SMP.

Yaitu Pendidikan Pancasila dan UUD 1945 untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air, kedua Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda untuk memperkuat jati diri dan kearifan lokal, dan ketiga yaitu Pendidikan Mengaji dan Hafalan Al-Qur’an untuk menanamkan moral dan akhlak para pelajar di Kabupaten Bandung.

“Dengan adanya pendidikan muatan lokal ini, guru ngaji datang ke sekolah dalam rangka membentuk karakter anak bangsa kita di masa yang akan datang yang berkarakter dan berakhlakul karimah,” tutur Bupati Dadang Supriatna.

Sebagai bentuk dukungan dan perhatian nyata untuk para guru ngaji ini, kata Kang DS, pihaknya memberikan insentif kepada 17.000 guru ngaji se-Kabupaten Bandung dengan total anggaran sebesar Rp109 miliar per tahun, yang merupakan insentif terbesar di Indonesia.

“Program pemberian insentif guru ngaji ini sudah berjalan sejak awal saya dilantik menjadi Bupati Bandung,” ungkapnya.

Oleh karena itu, orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu mengimbau masyarakat untuk tidak mudah tergiring opini dan framing pemberitaan yang tidak utuh.

“Mari kita tetap menjaga suasana yang kondusif, saling menghargai, dan fokus pada tujuan bersama yaitu membentuk generasi Kabupaten Bandung yang berakhlakul kharimah. Hatur nuhun,” tegas Kang DS.

 

 

 

 

Reporter : Yun.s

 

 

 

Kepala Desa Sukamanah Asdat Sudrajat Menghadiri Giat Simulasi Dan Uji SOP Siaga Bencana 

Kab. Tasikmalaya, QJabar, — Kepala Desa Sukamanah Asdat Sudrajat menghadiri kegiatan simulasi dan uji SOP Kampung Siaga Bencana yang dilaksanakan di Desa Kersamaju, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” Kamis (19/06/2025).

Kehadiran kepala Desa Sukamanah Asdat Sudrajat dalam kegiatan tersebut memperlihatkan komitmen para pemimpin lokal dalam membangun kapasitas komunitasnya. Ia juga mengatakan kegiatan ini merupakan acara yang bertujuan memberikan pembekalan, pelatihan dan penambahan pengetahuan tentang kebencanaan bagi relawan, bukan hanya untuk relawan terlatih, tetapi juga untuk masyarakat umum, karena dalam situasi krisis, setiap individu berpotensi menjadi penyelamat.

Selain itu sinergisitas antara lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan stake holder yang lain sangat dibutuhkan dalam kegiatan sosial masyarakat. Gunanya untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, serta menguji efektivitas prosedur operasional standar (SOP) yang telah ditetapkan,” ucapnya.

Lanjut Asdat mengatakan menariknya, kegiatan ini melibatkan kolaborasi lintas sektor dari PLT BPBD sebagai garda terdepan penanggulangan bencana tingkat kabupaten, hingga camat, kepala desa, tenaga kesehatan dari Puskesmas, Muspika, dan para relawan.

Kolaborasi semacam ini mencerminkan pentingnya pendekatan pentahelix, di mana pemerintah, masyarakat dan media bersinergi menciptakan sistem ketahanan bencana yang tangguh,” ujarnya.

Lebih jauh lagi, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi publik yang sangat penting bagi masyarakat dan kelompok untuk mengenali tanda-tanda bahaya dan memahami langkah-langkah penyelamatan diri.

Dengan adanya simulasi dan uji SOP ini, diharapkan Desa Sukamanah juga bisa membentuk komunitas tangguh sebuah lingkungan serta dapat meningkatkan kapasitasnya tapi juga proaktif dalam mitigasi, dalam menghadapi bencana dan mengurangi risiko dampak negatif yang mungkin terjadi,” pungkas Asdat. (Masdar)

Instruksi Bupati Bandung untuk Program Magrib Mengaji Disiapkan

Kabupaten Bandung Qjabar – Bupati Bandung Dadang Supriatna akan mengeluarkan Instruksi Bupati terkait Program Magrib Mengaji bagi anak-anak. Instruksi ini menyusul dikeluarkannya Surat Edaran Bupati sebelumnya terkait Program Megrib Mengaji.

“Saya akan keluarkan Instruksi Bupati untuk menindaklanjut SE tentang himbauan diadakannya Program Magrib Mengaji,” kata Bupati Bandung saat menghadiri Haul Muassis Pondok Pesantren Al-Husaeni ke-4 di Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Selasa 17 Juni 2025.

Sebelumnya, saat pembukaan MTQH ke-39 tingkat Jawa Barat, di Dome Bale Rame Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (15/6/2025) malam, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku sudah menerbitkan Surat Edaran terkait program Magrib Mengaji di rumah atau madrasah masing-masing.

“Kalau Magrib Mengaji ini diterapkan di rumah atau madrasahnya masing-masing, insya Alah anak-anak Kabupaten Bandung tidak perlu dimasukan ke Barak Militer juga bakal nurut ke Pak Gubernur,” seloroh bupati Kang DS. Ia juga berharap agar Program Magrib Mengaji ini nantinya bisa diimplementasikan di seluruh Jawa Barat.

Menanggapi hal ini, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi sendiri mengaku dirinya pun menyayangkan hilangnya tradisi proses belajar membaca Al-Qur’an di masjid maupun surau.

Padahal dari proses mengaji di masjid itulah, kata gubernur, masuk perjalanan spiritualitas kedekatan guru ngaji melalui belajar mengajar Al- Qur’an, juga kedekatan dan kecintaan anak kepada masjid terjalin.

“Maka waktu magrib yang kurang lebih satu jam itu itu efektif untuk membangun tiga generasi yaitu generasi mengeja, narawas dan generasi quro . Sehingga anak-anak tidak lepas dari masjidnya,” ungkap Gubernur Jabar.

Gubernur menyayangkan tradisi mengaji di waktu magrib sampai isya saat ini sudah hilang. Begitu pula dengan tartil dalam mengaji. Tubuh berkembang TKA dan TPA dimana-mana turut menyebabkan sepinya masjid dari tradisi mengaji di magrib hari sehingga perasaan kedekatan dengan masjidnya pun makin memudar.

Sementara itu Ketua Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia (PD DMI) Kabupaten Bandung KH Shohibul Ali Fadhil menyatakan DMI Kabupaten Bandung siap menggelar program Magrib Mengaji di Masjid, sesuai yang diharapkan Gubernur Jabar dan Bupati Bandung

“Dalam rangka memakmurkan masjid, maka tahun depan DMI Kabupaten Bandung akan menjadikan program mengaji di masjid, musholla, surau, tajuk langgar, menjadi program andalan atau program prioritas dari DMI,” kata Ali Fadhil.

 

 

 

Reporter : Yun.s

 

 

 

 

Bupati Bandung Tekankan 4 Aspek

Kabupaten Bandung Qjabar – Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan, kesehatan manusia secara umum dibagi menjadi empat aspek atau jenisnya. Antara lain jenis utama yaitu kehatan fisik dan mental, selain sehat sosial, dan sehat ekonomi. Keempat aspek sehat ini menurut Bupati Bandung saling berkaitan dan memengaruhi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Keempat aspek kesehatan itu diuraikannya saat menghadiri Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dari Kementerian Kesehatan bersama anggota Komisi IX DPR RI Asep Romy Romaya, di Kampung Pereng, Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Selasa 17 Juni 2025.

“Kesehatan utama adalah sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani atau fisik yang bebas dari penyakit. Kalau sampai sakit, pemerintah sudah hadir di masyarakat dengan adanya klinik, puskesmas dan rumah sakit,” jelas Bupati Bandung.

Selain membangun fasilitas pelayanan kesehatan, Pemkab Bandung telah merehab 27 ribu rumah tidak layak huni (rutilahu), sehingga tinggal tersisa 10 ribu rutilahu lagi.

Lebih dari itu pihaknya juga telah menyelesaikan 20 ribuan sambungan rumah dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan menjaga lingkungan yang bersih dari sampah. Bupati menyebut hingga saat ini penanganan sampah di Kabupaten Bandung sudah mencapai 80-90% dari 1.282 ton sampah yang dihasilkan setiap harinya.

Intinya, tandas bupati, untuk menjaga kesehatan jasmani ini antara lain dapat dilakukan dengan bergaya hidup sehat, pola makan yang seimbang dan rutin berolahraga.

Aspek kedua adalah sehat rohani atau mental terkait kondisi emosional dan psikologis masyarakat. “Jangan sampai selalu stres, karena itu bagus bagi ibu-ibu yang rajin berangkat ke pengajian,” ujar Bupati Dadang Supriatna yang akrab disapa Kang DS ini.

Aspek ketiga adalah kesehatan sosial, terkait interaksi dan komunikasi seseorang sebagai makhluk sosial serta membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

“Saling membantu, bekerjasama dan suka bergotong royong, menghargai perbedaan, itu penting untuk kesehatan sosial,” sebut Kang DS.

Kemudian yang keempat adalah aspek kesehatan ekonomi, dengan bekerja bagi masyarakat berusia produktif untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

“Saya tidak mau mendengar masih ada warga Kecamatan Pacet yang berusia produktif masih menganggur. Sebab saya sudah programkan untuk menciptakan wirausaha muda dan lapangan kerja bagi 10 ribu orang setiap tahunnya,” ungkap Bupati Bedas.

Keempat jenis kesehatan ini menurutnya saling berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kesehatan fisik yang buruk dapat memengaruhi kesehatan mental dan sosial. Demikian pula, masalah keuangan (kesehatan ekonomi) dapat menyebabkan stres dan masalah kesehatan mental.

Pada kesempatan itu Bupati Kang DS juga mengapresiasi dan mendukung Program Germas dari Kemenkes, karena menurutnya hak kesehatan masyarakat merupakan kewajiban untuk dipenuhi pemerintah.

 

 

 

Reporter : Yun.s

 

 

 

Diapresiasi Peserta MTQH XXXIX, Kabupaten Bandung Dinilai Sukses Jadi Tuan Rumah

KAB BANDUNG Qjabar – Pendamping Kafilah Kabupaten Sukabumi, Ustadz Encep Hamid Mustopa, memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Bandung yang sukses menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) XXXIX Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Menurut Encep, penyelenggaraan MTQH tahun ini di Kabupaten Bandung sangat memuaskan, terutama dari sisi kenyamanan dan kelengkapan fasilitas di setiap venue lomba.

“Kami sangat mengapresiasi tuan rumah Pemkab Bandung atas fasilitasnya yang luar biasa. Kami merasa nyaman. Fasilitas di setiap venue sangat terasa sangat nyaman,” ujar Encep saat ditemui di venue tilawah di Gedung Moh Toha lingkungan Pemkab Bandung, Rabu (18/6/2025), usai menyaksikan salah satu penampilan tilawah peserta.

Ia juga mengapresiasi respons cepat panitia lokal Kabupaten Bandung terhadap berbagai kebutuhan teknis yang muncul di lapangan.

“Apabila AC kurang dingin atau terlalu panas, kami tinggal menyampaikan kepada panitia lokal, dan mereka langsung tanggap serta melayani sesuai kebutuhan kami. Pelayanan tuan rumah sangat memuaskan,” tambahnya.

Encep bahkan membandingkan pelaksanaan MTQH di Kabupaten Bandung dengan MTQH sebelumnya yang digelar di Bekasi. Ia menyebut, ada peningkatan signifikan terutama dalam hal kenyamanan dan kebersihan fasilitas ibadah.

“Saat di Bekasi, kami sedikit kesulitan saat hendak berwudhu karena fasilitasnya terbatas. Tapi di Kabupaten Bandung, semua fasilitas seperti toilet, tempat wudhu, dan mushola dalam kondisi bersih dan siap digunakan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, lokasi venue perlombaan yang terpusat dan berdekatan juga menjadi nilai tambah MTQH Kabupaten Bandung ini. Hal ini, memudahkan pendamping maupun peserta untuk mengakses venue perlombaan.

“Keberadaan Lapangan Upakarti dan stand bazaar juga sangat memanjakan kami. Rombongan kafilah maupun peserta jadinya tidak jenuh karena banyak spot berfoto yang indah dan bisa sambil belanja dan jajan,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, delegasi asal Kabupaten Sukabumi juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bandung Dadang Supriatna, atas kerja keras dan komitmennya dalam menjadi tuan rumah yang baik.

“Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bandung, khususnya kepada Pak Bupati Dadang Supriatna atau yang akrab disapa Bapak BEDAS. Semoga di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Bandung semakin maju,” tutupnya penuh semangat.

 

 

 

Reporter : Yun.s

 

 

 

 

Riset BRIN: Kabupaten Bandung Daerah Termaju Kedua di Jawa Barat

Kabupaten Bandung Qjabar – Berdasar hasil riset Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang disusun oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2025, sejumlah kabupaten mencatat skor tinggi dalam berbagai pilar penting seperti ekonomi, sumber daya manusia, kelembagaan, infrastruktur, inovasi dan teknologi. Artinya, kemajuan mereka benar-benar menyeluruh.

Untuk tingkat Jawa Barat, kabupaten termaju diduduki tiga daerah antara lain Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Kuningan.

*1. Kabupaten Sumedang*

Dengan skor 3,92, Sumedang melesat berkat berbagai inovasi di sektor kesehatan, salah satunya aplikasi SIP (Sistem Informasi Pencegahan Kematian Persalinan) yang berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi sekaligus menurunkan angka prevalensi stunting.

*2. Kabupaten Bandung*

Skor 3,86 diraih Kabupaten Bandung yang fokus pada pengembangan infrastruktur, UMKM berbasis teknologi, pertanian modern, dan konservasi lingkungan. Layanan publik juga semakin digital dan merata ke pelosok sejak di era kepemimpinan Bupati Bandung Dadang Supriatna.

Berikut data skor lengkapnya;
– Pilar 1 Institusi Skor 4,62
– Pilar 2 Infrastruktur Skor 3,93
– Pilar 3 Adopsi TIK Akor 4,73
– Pilar 4 Stabilitas Ekonomi Makro 3,83
– Pilar 5 Kesehatan Skor 4,11
-Pilar 6 Keterampilan Skor 3,64
– Pilar 7 Pasar Produk Skor 2,9
– Pilar 8 Pasar Tenaga Kerja 3,24
– Pilar 9 Sistem Keuangan Skor 2,99
– Pilar 10 Ukuran Pasar Skor 5,0
– Pilar 11Dinamika Bisnis Skor 3,51
– Pilar 12 Kapabilitas Inovasi Skor 3,81

Skor indeks yang dimiliki Kabupaten Bandung sebesar 3,86 ini dinilai cukup tinggi dan tidak terlampau jauh dengan daerah termaju pertama di Indonesia yaitu Badung Bali dengan skor indeks 4,14.

*3. Kabupaten Kuningan*

Kuningan menjadi daerah termaju ketiga di Jawa Barat dengan skor indeks mencapai 3,82. Pencapaian ini menempatkan Kabupaten Kuningan sejajar dengan daerah-daerah maju lainnya di Indonesia.

Berdasarkan data dari laman resmi BRIN di https://brin.go.id/drid/page/indeks-daya-saing-daerah. Data per Maret 2025, Kabupaten Bandung menunjukkan kinerja daya saing yang tinggi dengan meraih skor total IDSD sebesar 3,64.

Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan, keberhasilan Kabupaten Bandung meraih skor IDSD 3,86 dan masuk dalam jajaran 10 besar nasional dan 3 besar di Jawa Barat menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Bandung dalam meningkatkan daya saing daerah sehingga menjadi daerah yang maju.

Bupati Dadang Supriatna menyatakan peringkat ke-8 IDSD Kabupaten Banung ini menjadi landasan data yang kuat untuk perumusan kebijakan pembangunan yang lebih terarah dan berbasis data.

“Khususnya dalam mengoptimalkan lagi pilar-pilar yang masih memerlukan perhatian ke depan, demi terwujudnya misi Kabupaten Bandung yang Lebih Bedas, maju berdaya saing dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas,” tandas bupati, Rabu 18 Juni 2025.

Sementara Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN, Boediastoeti Ontowirjo, dalam pengantar Riset IDSD BRIN menjelaskan tingkat daya saing merupakan cerminan krusial dari performa produktivitas dan kemajuan suatu wilayah.

“IDSD 2024 tetap merujuk pada kerangka Global Competitiveness Index (GCI) 2019, dengan penyesuaian indikator dan metodologi agar lebih relevan dengan konteks daerah di Indonesia saat ini,” terang Boediastoeti.

Pencapaian ini menempatkan Kabupaten Bandung sejajar dengan daerah-daerah maju lainnya di Indonesia. Informasi ini juga selaras dengan data yang diolah dan dipublikasikan oleh platform Instagram akun @GoodStats, yang merangkum Kabupaten Paling Maju di Indonesia berdasarkan IDSD 2024.

BRIN menjelaskan bahwa IDSD mengukur produktivitas dan kemajuan daerah berdasarkan empat komponen utama: Sumber Daya Manusia (SDM), Pasar, Ekosistem Inovasi, dan Lingkungan Pendukung.

Pengukuran IDSD 2024 sendiri mencakup 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, dengan 51 indikator untuk tingkat kabupaten/kota, di mana 463 kabupaten/kota berhasil dihitung skornya. Skor nasional IDSD 2024 (rata-rata seluruh provinsi) adalah 3,43 dari skala 5.

 

 

 

Reporter : Yun.s