Pembuatan Film ‘ Santri Tersesat’ Dengan HP,Diki Candra Berikan Apresiasi
TASIKMALAYA, QJABAR.COM– Berkat teknologi yang kian canggih, kini siapa pun dapat berkarya menuangkan ide dan kreativitas melalui berbagai medium. Salah satunya adalah film ” Santri Tersesat”.
Filem hasil karya santri
Pondok Pesantren Al- Mukhtaryahya yang beralamat di Rnacamacan , Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi itu turut diberikan apresiasi langsung oleh Wakil Walikota Tasikmalaya Diky Candra Negara.
Filem tersebut tidak hanya dapat dibuat dengan menggunakan kamera konvensional, tetapi , pembuatannya menggunakan smartphone.
Wakil Walikota Tasikmalaya, Diky Candra memberikan apresiasi kepada Pondok Pesanten Al-Mukhtariyah, karena telah membuktikan bisa membuat sebuah film. Meskipun, hanya mengunakan alat yang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan handphone,hal tersebut telah membuktikan hasil karyanya.
“Saya berikan apresiasi atas hasil karya para santri ini,tentunya sangat luar biasa sekali meski menggunakan handphone, ternyata santri ini mampu bisa membuat sebuah karya film,apalagi, semua pemainnya itu para santri dari Pondok Pesanten Al- Mukhtariyah. Ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lain.”Ujar Diky Candra pada Minggu,3 Agustus 2025 di GCC Dadaha usai acara.
” Pembuatan filem ini cukup apit,veliunya ada,dan masyarakat harus nonton,dan saya berharap mudah-mudahan agar segera diangkat UPTD di Dadaha,supaya bisa membuktikan bahwa GCC ini sebagai sarana bioskop yang bernuansa pendidikan , edukasi yang bisa suguhan filem kepada para pelajar dengan harga tiket yang relatif terjangkau.”
Tambah Diky.
Sementara itu, Pimpinan
Pondok Pesantren Al Mukhtar yahya sekaligus Sutradara dalam film tersebut Kh.Bubung Niezar S.Pd , bahwa Film ini hanya mengunakan handphone dan clip on saja. Walaupun, sangat sederhana tapi bisa menghasilkan sebuah karya film “Santri, Tersesat”itu.
” Film fiksi ini berkisah tentang pemahaman terhadap alumni. Karena, terkadang pasca mondok tidak terarahkan. Sebab, sudah biasanya dipondok tiba-tiba keluar dengan suasana bebas dan teman baru. Sehingga, banyak yang lupa jati diri. Ketika, dulu diajarkan dipondok dan tidak terkontrol.Film ini juga,dikerjakan selama 40 hari dan melibatkan 20 crew alumni Ponpes Al-Mukhtariyah. Dengan jumlah pemainnya ada 13 orang dan shootingnya pun diponpes, ini penting, dalam upaya untuk memberikan juga menyajikan kepada sejumlah alumni untuk memberikan sebuah edukasi lewat media film. Film ini, dikerjakan selama 40 hari dan melibatkan 20 crew alumni Ponpes Al-Mukhtariyah. Adapun, pemainnya itu ada 13 orang dan shootingnya diponpes,”tutupnya .
Jurnalis: (dan)