Karawang Qjabar – Desa Cirejag, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, kini jadi sorotan positif usai melaksanakan kegiatan Replikasi Sistem Pengelolaan Sampah dalam program PPAM-ISWMP. PPAM-ISWMP sendiri adalah Peningkatan Peran Aktif Masyarakat – Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari keberhasilan Pilot Project yang sebelumnya dilaksanakan di RT.01/RW.12 Kelurahan Mekarjati. Pilot project ini terbukti sukses dalam membangun kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dari rumah tangga, hingga jadi contoh nyata yang kemudian direplikasi ke Desa Cirejag.
Menuju Desa Bebas Sampah !
Replikasi pengelolaan sampah di Desa Cirejag dilaksanakan di 10 RT, mulai dari RT.01 hingga RT.10 dengan melibatkan Duta Pilah Sampah yang ditunjuk di setiap RT. Program ini berjalan sejak awal Agustus 2025 dan berlanjut hingga saat ini. Melalui tahapan kegiatan berjenjang mulai dari sosialisasi, edukasi, pemicuan, hingga pemantauan dan penimbangan sampah rumah tangga.
Cucu Nurhayati, AMKL, selaku Sanitarian Puskesmas Jatisari, menyampaikan materi tentang STBM Pilar 4 (Pengelolaan Sampah Rumah Tangga). Dalam paparannya, Cucu menekankan bahwa pengelolaan sampah yang benar adalah bagian dari upaya menciptakan lingkungan sehat bebas penyakit.
Menurut Cucu, sampah rumah tangga harus dikelola mulai dari sumbernya dan warga harus memahami bahwa sampah bukan sekadar dibuang. Kata Cucu, sampah harus dipilah dan diolah agar tidak menimbulkan risiko kesehatan.
“Antusiasme warga Cirejag ini sangat luar biasa dan ini merupakan modal besar untuk menjadikan desa ini bersih dan sehat,” terang Cucu Nurhayati.
Tahapan Replikasi Pilot Project
Adapun tahapan replikasi pilot project pengolahan sampah adalah:
• Sosialisasi di Tingkat Desa:
Tim PPAM-ISWMP mengadakan sosialisasi di aula Desa Cirejag untuk memperkenalkan tujuan, mekanisme, dan manfaat program replikasi kepada masyarakat.
• Sosialisasi di Tingkat RW dan RT:
Tim PPAM-ISWMP dan Duta Pilah Sampah mengunjungi setiap RW dan RT. Pada tahap ini, terbentuk komitmen bersama antara pemerintah desa, Duta Pilah Sampah, dan warga.
• Kesepakatan Sistem Pengelolaan Sampah
Komitmen itu dituangkan dalam kesepakatan bahwa warga akan memilah sampah ke dalam tiga kategor yakni a. sampah sisa makanan/dapur, b. sampah daur ulang dan B3 serta c. sampah lainnya dan pepohonan
Sementara itu, kesepakatan dalam Pengelolaan Sampah yang buat menjadi dasar utama untuk sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Desa Cirejag.
Keterlibatan Pemerintah Daerah Untuk Mengubah Sampah Jadi Berkah Untuk Warga
Kesuksesan program ini, tentu harais mendapat sokongan dari instasi terkait yakni Dinas Kesehatan. Dalam hal ini, petugas sanitasi Puskesmas Jatisari harus memberi pemahaman kepada warga tentang risiko penyakit akibat sampah yang tidak dikelola.
Selain itu, Duta Pilah Sampah secara aktif terus mengedukasi warga melalui pertemuan, kegiatan PKK, dan kunjungan langsung ke rumah. Dalam hal ini, Duta Pilah Sampah bisa melakukan kerjasama dengan Bank Sampah untuk melakukan proses penimbangan sampah organik dan an-organik.
Setiap keluarga yang memilah sampah dipantau serta sampahnya ditimbang. Untuk sampah ekonomis bisa ditabung langsung ke Bank Sampah Jati dan nantinya warga menjadi nasabah Bank Sampah tersebut.
Dalam program ini, Bank Sampah berfungsi sebagai off-taker yang menampung hasil pemilahan dari seluruh desa, memastikan alur pengelolaan sampah berjalan efektif dan memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Kepala Desa Cirejag, Dadang Supriatna, menyebut keberhasilan di Mekarjati jadi inspirasi kuat untuk memastikan replikasi ini juga berhasil. Untuk itu, kata Dadang, pihaknya telah meminta pada warga yang terlibat untuk bersungguh-sungguh.
“Kami bersama warga Desa Cirejag berkomitmen penuh untuk mendukung sistem pengelolaan sampah terpadu ini. Harapan kami, program ini dapat terus berjalan, memberi manfaat nyata, dan menjadikan Cirejag sebagai desa yang bersih, sehat, dan mandiri,” harap Dadang.
Sementara itu, salah satu Duta Pilah Sampah dari RT.04/RW.02, Hj. Aat mengungkapkan rasa optimisnya. Pasalnya, kata Hj. Aat warga sangat antusias dan menyadari bahwa sampah jika dikelola secara benar bisa berdampak ekonomis.
“Warga di RT kami sangat antusias, mereka sadar kalau memilah sampah bukan hanya menjaga lingkungan semata. Tapi juga bisa menambah nilai ekonomi keluarga lewat Bank Sampah. Kami siap terus mendampingi warga agar konsisten menjalankan pemilahan ini,” tutur Hj. Aat.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara Pemerintah Desa, Duta Pilah Sampah serta masyarakat, maka Desa Cirejag siap jadi percontohan pengelolaan sampah di Kabupaten Karawang. “Bagi kami, nantinya sampah bukan lagi masalah, tapi bisa jadi berkah bila kita kelola dengan bijak,” tandas Hj. Aat.