Kota Tasik Qjabar – Di tengah hiruk pikuk dunia hiburan, nama Mishel Misheila pernah bersinar terang. Mantan model majalah, aktris layar lebar, dan penyanyi ini dikenal lewat peran-perannya yang berkarakter kuat, mulai dari film “JUBLEG”, “CITA-CITAKU”, hingga “JANGAN PENJARAKAN BAPAKU.”
Namun siapa sangka, perempuan yang bernama asli Nuri Tri Handayani ini kini memilih jalur yang jauh berbeda, dunia hukum dan keadilan. Sabtu 18 Oktober 2025.
Lahir di Tasikmalaya dan besar di lingkungan sederhana di Jl. Padasuka, Nagrak, Mishel adalah anak pertama dari pasangan Bapak Jaja Sudrazat dan Ibu Ida Rostinda. Ia tumbuh dengan semangat mandiri, disiplin, dan pantang menyerah, sikap yang membentuk dirinya menjadi sosok tangguh di setiap peran yang ia jalani, baik di depan kamera maupun di balik meja hukum.
Kini di usianya 34 tahun, Mishel tengah menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Mayasari Bakti. Ia tak sekadar belajar, tapi juga terjun langsung menjadi asisten advokat di Tasikmalaya, menyiapkan langkah menuju cita-cita barunya: menjadi seorang advokat profesional.
“Dulu saya menyalurkan ekspresi lewat peran. Sekarang, saya ingin menyalurkan nurani lewat pembelaan,”
tutur Mishel dengan sorot mata yang penuh keyakinan.
Keputusannya menempuh jalan hukum bukan berarti meninggalkan dunia seni. Bagi Mishel, keduanya saling melengkapi,seni membentuk empati, sementara hukum menegakkan nurani. Ia percaya bahwa suara keadilan juga bisa lantang dibawakan oleh perempuan yang berani melangkah.
Dalam dunia film, ia dikenal lewat karya-karya di bawah PH Angga Zidane, termasuk film “FIGURE ANTAGONIS” dan “MERANGKUL BUKAN MEMUKUL.”
Sementara di layar pendek, perannya sebagai Kuntilanak di film “DIGODA SETAN” (ShadegaTV) memperlihatkan kemampuan aktingnya yang intens dan totalitas penuh.
Kini, dengan berat badan 54 kg dan senyum yang khas, Mishel tetap tampil percaya diri dalam setiap langkah hidupnya.
Dari lampu sorot panggung ke sorot lampu ruang sidang, ia membuktikan bahwa perubahan bukan bentuk mundur, melainkan bentuk pendewasaan dan panggilan hati.
“Hidup ini bukan tentang siapa yang paling lama bertahan di satu panggung,
tapi siapa yang berani menciptakan panggung baru untuk dirinya sendiri.”
Reporter:Jep