Kota Tasik Qjabar – SPBU Sambongjaya di Kecamatan Mangkubumi mendadak jadi pusat perhatian. Bukan karena antrean panjang, melainkan karena keluhan warga yang motornya mendadak mogok usai mengisi bahan bakar jenis Pertalite. Dugaan pun menguat: bahan bakar tercampur air?
Salah satu pengendara mengaku curiga setelah kendaraannya mati total tak lama meninggalkan SPBU. Saat tangki dikuras, ia menemukan cairan keruh yang tak lazim. “Warnanya kayak air campur bensin. Nggak seperti biasanya,” ujarnya. Sabtu malam 01 Nopember 2025.
Tak butuh waktu lama, kabar ini menyebar luas di media sosial. Warganet membagikan video dan foto hasil pengurasan tangki motor yang menunjukkan dua lapisan cairan berbeda. Komentar pun membanjiri, menuntut kejelasan dan tanggung jawab dari pihak SPBU.
Manajer SPBU Sambongjaya, Irwan, mengakui adanya insiden tersebut. Ia menyebut kebocoran tangki bawah tanah sebagai penyebab, diduga akibat air hujan yang merembes masuk. Namun, penjelasan ini justru memicu keraguan.
“SPBU ini sudah puluhan tahun berdiri. Hujan bukan hal baru. Kenapa baru sekarang bensin bisa tercampur air?” ujar warga setempat.
Sejumlah pengendara mengaku kecewa dan menuntut kompensasi atas kerusakan kendaraan mereka. “Motor saya jadi susah nyala, padahal baru diservis. Harusnya SPBU bertanggung jawab,” keluh salah satu korban.
Pihak SPBU menyatakan telah menghentikan sementara penyaluran dari tangki yang terindikasi tercemar dan akan melakukan pembersihan menyeluruh. Namun hingga kini, *belum ada pernyataan resmi dari Pertamina* selaku pemasok dan pengawas SPBU.
Insiden ini menjadi peringatan keras bagi pengelola SPBU di seluruh Indonesia. Pengawasan dan pemeliharaan fasilitas harus diperketat demi menjaga “kepercayaan konsumen dan keselamatan kendaraan”.
Bukan hanya soal bahan bakar, ini soal tanggung jawab dan integritas layanan publik. (And)










