Home / Pendidikan / Pameran Jurnalistik Mahasiswa Unsil Kenalkan Kekayaan Budaya Lokal Tasikmalaya ke Masyarakat

Pameran Jurnalistik Mahasiswa Unsil Kenalkan Kekayaan Budaya Lokal Tasikmalaya ke Masyarakat

Kota Tasik ,QJabar.com– Mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil) jurusan Bahasa Indonesia semester 7 telah menyelenggarakan pameran jurnalistik yang mengangkat budaya lokal Tasikmalaya yang diselenggarakan di gedung laboratorium Diksatrasia kampus 1 Universitas Siliwangi Tasikmalaya dengan mengusung tema ” Permata Tasik dalam Bidik Jurnalistik”. Selasa (09/12/2025).

Kegiatan yang juga disertai dengan penggarapan film dokumenter ini berjalan sukses setelah proses persiapan yang dimulai sejak bulan Oktober.

Ketua Pelaksana, Hizkia Dwi Prayoga, menyampaikan rasa senangnya karena acara berjalan dengan baik dan tenang.

“Saya cukup puas karena selain berjalan lancar, kami juga mendapatkan ilmu baru selama prosesnya.Ada sekitar 75 orang yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk panitia dan tim pembuat film dokumenter. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah yang membutuhkan output produk jurnalistik, dan telah menjadi tradisi setiap tahun setelah berjalan sukses di tahun sebelumnya.”Ujarnya.

Film dokumenter yang dibuat mengangkat berbagai bentuk kesenian dan kerajinan asli Tasikmalaya, seperti Lais (tari tradisional), karinding (alat musik tradisional), anyaman dari Rajapolah, serta memasukkan pemandangan air terjun di Taraju. Keputusan untuk memilih tema ini diambil setelah brainstorming bersama, dengan alasan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam melestarikan kebudayaan lokal.

Proses pembuatan film dilakukan di 4 lokasi berbeda, yaitu Lais di Kecamatan Sukaraja,Karinding di Kota Tasikmalaya,Anyaman di Rajapolah,Air terjun di Taraju.

Menurut Hazkia,selama pelaksanaan, tim mahasiswa menemukan bahwa kebudayaan lokal Tasikmalaya kurang mendapatkan perhatian optimal. Saat mengunjungi Dinas Kebudayaan Kota Tasikmalaya, mereka mengetahui bahwa instansi tersebut belum memiliki program kerja spesifik terkait tema-tema yang mereka angkat.

“Kita merasa sayang dan menyedihkan, jadi acara ini diharapkan bisa memantik perhatian pihak dinas,” jelas Hizkia.

Meskipun berasal dari jurusan Bahasa Indonesia bukan jurnalistik, mahasiswa tersebut berhasil mengatasi kesulitan dalam memahami ilmu, pembuatan skrip, dan teknik pembuatan film dokumenter dengan bantuan dosen pengampu.

“Ada sedikit kebingungan di awal, tapi dengan bantuannya dosen, kami cukup terbantu,” ungkapnya.

Hizkia berharap pameran dan film dokumenter tersebut dapat membuat masyarakat lebih memahami, melestarikan, dan mengembangkan kesenian serta kerajinan lokal Tasikmalaya.

“Acara ini diharapkan menjadi pemicu bagi Dinas Kebudayaan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan kebudayaan asli daerah.”Tutupnya.

 

Jurnalis: dan

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *